Sikap itu disampaikan para Pemimpin Arab dalam pernyataan bersama selama pertemuan tahunan di Doha, Qatar pada Rabu (13/12).
Selaku tuan rumah, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani kembali menegaskan penolakan pembentukan pasukan gabungan, terlebih dalam kondisi saat ini.
"Tak seorang pun dari wilayah ini akan menerima untuk mendaratkan pasukannya (mengikuti) tank Israel. Ini tidak dapat diterima," kata Al-Thani, seperti dimuat
New Arab.
PM Qatar menyebut pihaknya masih mengupayakan gencatan senjata baru seperti yang terjadi bulan lalu yang mengakhiri pertempuran selama satu minggu dan sejumlah sandera Israel ditukar dengan tahanan Palestina dan bantuan kemanusiaan.
Kendati demikian, Al-Thani memperingatkan bahwa pemboman ganas Israel di Gaza justru mempersempit peluang bagi gencatan senjata baru.
"Ada tanggung jawab bersama pada kita semua untuk menghentikan pembunuhan ini, untuk kembali ke meja perundingan guna menemukan solusi jangka panjang,” tegasnya.
Israel melancarkan agresi ke Palestina dan mendeklarasikan perang ke Hamas pada 7 Oktober. Hari-hari setelah itu, mereka menyerang warga dan objek sipil seperti rumah sakit hingga kamp pengungsian.
Ambisi Israel begitu besar untuk menumpas Hamas hingga ke akarnya. Namun tentu keinginan tersebut mendapat pertentangan dari banyak pihak.
Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh mengatakan Hamas tidak dapat diberantas karena kelompok itu merupakan bagian dari sistem politik negara.
"Mereka (Hamas) adalah bagian integral dari mosaik politik Palestina," katanya selama forum di Qatar.
BERITA TERKAIT: