Direktur kepolisian daerah, Brigadir Jenderal Allan Nobleza, mengatakan ledakan kemungkinan terjadi dengan motif balas dendam oleh militan pro-ISIS.
Terlebih, dimuat
Channel News Asia, ledakan itu terjadi di Marawi, sebuah kota yang dikepung oleh militan selama lima bulan pada tahun 2017.
Militer Filipina mengatakan mereka telah membunuh 11 militan, termasuk anggota Dawlah Islamiyah-Filipina, sebuah kelompok pro-ISIS, dalam operasi militer sehari sebelumnya di provinsi Maguindanao del Sur.
“Saya mengutuk insiden pemboman yang terjadi pagi ini. Serangan teroris terhadap institusi pendidikan juga harus dikutuk karena ini adalah tempat yang mempromosikan budaya perdamaian,” kata Gubernur Lanao del Sur Mamintal Adiong Jr dalam sebuah pernyataan.
Universitas mengatakan mereka menangguhkan perkuliahan sampai pemberitahuan lebih lanjut.
"Universitas Negeri Mindanao sangat sedih dan terkejut dengan tindakan kekerasan yang terjadi saat acara keagamaan," kata pihak universitas.
BERITA TERKAIT: