Menurut Institut Penelitian Layanan Kesehatan Belanda (NIVEL), 80 dari setiap 100.000 anak berusia antara 5 dan 15 tahun menderita serangan pneumonia dalam sepekan.
Kasus pneumonia pada anak berusia 4 tahun ke bawah juga meningkat, melonjak dari 124 menjadi 145 per 100.000.
NIVEL menyebut lonjakan itu sebagai wabah terbesar, sebab jika dibandingkan dengan puncak musim flu tahun 2022, pneumonia hanya tercatat 60 kasus untuk setiap 100.000 anak pada kelompok usia 5 hingga 15 tahun.
"Ini adalah wabah pneumonia terbesar yang pernah dicatat oleh NIVEL dalam beberapa tahun terakhir," ungkap laporan tersebut, seperti dimuat
New York Post, pada Rabu (29/11).
Baik NIVEL maupun Institut Nasional untuk Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan di Belanda tidak dapat memberikan penjelasan atas peningkatan mendadak kasus pneumonia pada anak-anak.
Tidak diketahui apakah tren kesehatan yang mengkhawatirkan yang terjadi di Eropa ada hubungannya dengan meningkatnya penyakit pernapasan misterius yang melanda sebagian wilayah Tiongkok.
Kasus pneumonia di Belanda, hanya terjadi beberapa hari setelah WHO mengumumkan penemuan kasus serupa di rumah sakit China.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pejabat kesehatan China berpendapat bahwa tidak ada patogen baru atau tidak biasa yang ditemukan dalam kasus pneumonia.
Lonjakan penyakit ini disebabkan oleh anak-anak yang tertular virus-virus terkenal seperti flu, rhinovirus, virus pernapasan syncytial, dan adenovirus, yang telah mereka hindari selama dua tahun pembatasan Covid.
Namun di Belanda, tindakan pencegahan di era Covid sudah lama tidak diterapkan, sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang bisa memicu lonjakan baru kasus pneumonia pada anak-anak ini.
BERITA TERKAIT: