Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengakui rumitnya isu mengenai Myanmar untuk ditangani oleh ASEAN, termasuk dengan dampak kemanusiaannya.
"Ada banyak dorongan bagi ASEAN untuk menyelesaikan masalah ini. Namun ini adalah masalah yang sangat-sangat sulit," kata Marcos, seperti dikutip
Channel News Asia.
Berdasarkan analisis eskalasi ketegangan baru-baru ini, Marcos mengatakan junta Myanmar telah kehilangan dukungan dari militernya sendiri.
Sementara itu, dampak kemanusiaan dari konflik telah meningkat secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir. Filipina juga ikut terkena dampak lantaran warganya menjadi korban perdagangan manusia ke sana.
PBB mencatat lebih dari satu juta orang telah mengungsi sejak junta Myanmar melancarkan kudeta pada tahun 2021.
Tindakan keras junta terhadap lawan-lawannya pasca kudeta memunculkan gerakan perlawanan yang semakin kuat.
Puluhan ribu orang lagi terpaksa mengungsi sejak bulan lalu ketika militer memerangi serangan terkoordinasi yang dilakukan oleh aliansi tiga kelompok etnis minoritas dan pejuang pro-demokrasi.
BERITA TERKAIT: