Kesepakatan tersebut ditandatangani di sela-sela KTT APEC di San Francisco, Amerika Serikat pada Jumat (17/11).
"AS akan dapat berbagi peralatan dan material dengan Filipina saat mereka berupaya mengembangkan reaktor mudular kecil dan infrastruktur energi nuklir sipil lainnya," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, seperti dikutip
Reuters.
Dalam pidatonya, Presiden Filipina Ferdinand Marcos mengatakan pihaknya tengah mengembangkan kemandirian energi lewat nuklir. Ia juga menyebut energi nuklir merupakan salah satu bidang yang dapat membuktikan aliansi Filipina dan AS.
"Kami melihat energi nuklir akan menjadi bagian dari bauran energi Filipina pada tahun 2032 dan kami sangat senang untuk menempuh jalur ini bersama Amerika Serikat," kata Marcos.
Kendati begitu, persetujuan Kongres AS diperlukan untuk kesepakatan tersebut, yang akan memungkinkan transfer bahan, peralatan dan informasi nuklir secara damai sesuai dengan persyaratan non-proliferasi.
Pada akhir tahun 2022, AS memiliki 23 perjanjian yang mencakup 47 negara, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dan Taiwan.
BERITA TERKAIT: