Langkah itu diambil oleh Kementerian Pendidikan Malaysia lantaran menilai pihak penyelenggara memiliki sikap pro-Israel.
"Kementerian tidak akan berkompromi dengan kekerasan Israel di Palestina, yang jelas-jelas melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia," kata Kementerian Pendidikan Malaysia pada Senin (16/10), seperti dimuat
Reuters.
Keputusan Malaysia menarik diri dari pameran buku terbesar di dunia itu terjadi setelah asosiasi sastra Litprom mengatakan akan menunda upacara penghargaan untuk sebuah novel karya seorang penulis Palestina di acara tersebut, menyusul serangan mematikan yang dilakukan kelompok Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Penyelenggara pameran juga mengatakan di Facebook bahwa Yahudi dan Israel akan ditonjolkan dalam acara tahun ini.
“Keputusan (untuk mundur) sejalan dengan sikap pemerintah yang menyatakan solidaritas dan memberikan dukungan penuh untuk Palestina," lanjut kementerian.
Malaysia yang mayoritas penduduknya Muslim telah lama mendukung perjuangan Palestina. Pada pekan ini, Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengatakan ia tidak setuju dengan tekanan Barat untuk mengutuk Hamas.
BERITA TERKAIT: