Dalam wawancara ekslusifnya dengan
Fox News, Putra Mahkota yang akrab disapa MBS ini menyatakan bahwa jika Iran berhasil membangun senjata nuklir, Arab Saudi tidak akan tinggal diam.
"Jika Iran mendapatkan senjata nuklir, kita juga harus mendapatkan (senjata nuklir)," tegas MBS.
Pernyataan itu dikeluarkan Pangeran MBS setelah ia merespons konflik laten di Timur Tengah yang bersumber pada kekhawatiran eksistensi senjata nuklir Iran, yang merupakan tetangga Arab Saudi.
Menurut Pangeran MBS, upaya Iran untuk membuat senjata nuklir akan sia-sia, karena penggunaan senjata nuklir tersebut akan memicu perang melawan seluruh dunia.
Meski begitu, seperti dimuat
Al Arabiya, Kamis (21/9), Iran telah membantah bahwa pihaknya berupaya membuat senjata nuklir. Namun, Iran diketahui telah melanggar kesepakatan pembatasan pengayaan uranium (bahan nuklir) sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengekang program nuklir Iran pada 2015, sebagai kelanjutan sanksi bagi Iran.
Di samping itu, dalam wawancara tersebut, Pangeran MBS juga menyoroti kemajuan dalam normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel yang semakin dekat.
Meski ia menyatakan hubungan dekatnya dengan Tel Aviv, Pangeran MBS juga turut menggarisbawahi pentingnya isu Palestina dalam konteks normalisasi tersebut dan menegaskan bahwa penyelesaian masalah Palestina tetap menjadi prioritas negaranya.
“Bagi kami, masalah Palestina sangat penting. Kita perlu menyelesaikan bagian itu. Kami berharap hal ini akan mencapai suatu titik, sehingga dapat meringankan kehidupan rakyat Palestina, menjadikan Israel sebagai pemain di Timur Tengah,” kata Pangeran MBS.
Pemerintahan Amerika Serikat sejauh ini telah berupaya mendorong diplomasi antara Arab Saudi dan Israel, termasuk melalui perjanjian-perjanjian normalisasi seperti Perjanjian Abraham yang disepakati pada tahun 2020.
Sebagai imbalan atas normalisasi hubungan, Arab Saudi telah menekankan tuntutannya untuk pembentukan negara Palestina merdeka dan mencari komitmen keamanan dari AS, serta bantuan dalam pengembangan program nuklir sipil mereka.
BERITA TERKAIT: