Li menjelaskan bahwa cara agar perbedaan di antara anggota APT tidak menjadi sumber masalah adalah dengan mengidentifikasi kesamaan yang dimiliki.
Dari sudut pandang China, kata Li, APT memiliki begitu banyak kesamaan. Yang paling dasar adalah fakta bahwa ASEAN dan tiga negara mitra berada di kawasan yang berdekatan.
"Kita terhubung oleh gunung dan sungai yang sama, terikat oleh budaya dan tradisi yang serupa. Sudah sepantasnya rumah yang kita huni memiliki kemakmuran dan kedamaian di dalamnya," ujar Li.
Kesamaan kedua yakni kepentingan. APT disebut Li sama-sama ingin berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Asia. Jika keterbukaan ekonomi terus terjaga, maka APT dipastikan mampu mencapai epicentrum of growthnya.
"Kita adalah mitra ekonomi dan perdagangan yang penting bagi satu sama lain, dan rantai industri serta pasokan kita sangat terintegrasi," jelasnya.
Selain itu, kata Li, APT juga mampu memberikan kesempatan bagi anggota mereka berbagi peluang-peluang baru, sehingga dapat memberikan dorongan yang kuat ke dalam pembangunan global.
Lebih lanjut, PM China itu mendorong para anggota APT meningkatkan rasa saling pengertian dan kepercayaan melalui komunikasi yang tulus sehingga perselisihan dapat dihindari.
"Kita tidak perlu takut terhadap perbedaan yang ada dan kita akan mampu menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikannya," pungkasnya.
PM Li hadir menggantikan Presiden China, Xi Jinping yang tidak bisa hadir dalam KTT ke-43 ASEAN.
Dia tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Selasa (6/9). Sebelum mengikuti KTT APT, Li lebih dulu melangsungkan KTT ke-26 ASEAN-China dengan Presiden Jokowi dan pemimpin ASEAN lainnya.
BERITA TERKAIT: