Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Konvoi Tambang Emas China di Kongo Jadi Sasaran Perampok

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 03 September 2023, 06:46 WIB
Konvoi Tambang Emas China di Kongo Jadi Sasaran Perampok
Tambang di Republik Demokratik Kongo/Net
rmol news logo Konvoi tambang China kembali menjadi sasaran. Mereka diserang ketika mengangkut emas di wilayah Fizi, timur laut Republik Demokratik Kongo

Menurut laporan Reuters pada Minggu (3/9), serangan ini telah menewaskan empat orang, termasuk dua warga negara China.

Administrator Fiji, Sammy Badibanga Kalonji mengatakan dua korban tewas lainnya adalah seorang tentara Kongo dan seorang sopir. Sementara tiga orang terluka parah dalam serangan itu, termasuk seorang tentara Kongo dan seorang pekerja. Saat ini mereka menerima perawatan di rumah sakit setempat.

Serangan terjadi ketika kelompok pencuri berusaha merampok emas dari konvoi milik perusahaan pertambangan emas China yang beroperasi di Provinsi Kivu Selatan.

Banyak perusahaan China menambang emas dan mineral lainnya di Kivu Selatan, salah satu provinsi di bagian timur Kongo yang dilanda kekerasan dari kelompok bersenjata selama hampir tiga dekade terakhir.

Serangan terhadap pertambangan dan koperasi pertambangan sering terjadi di wilayah tersebut karena lebih dari 120 kelompok bersenjata bersaing untuk mendapatkan tanah dan sumber daya di Kongo bagian timur.

Pada tahun 2022, seorang karyawan Kongo yang bekerja di perusahaan pertambangan China lainnya di Kivu Selatan terbunuh dalam serangan serupa yang dilakukan oleh perampok bersenjata.

Pemerintah Kongo melarang enam perusahaan pertambangan China beroperasi di Kivu Selatan pada tahun 2021 karena beroperasi secara ilegal.

Pemerintah Kongo mengatakan pihaknya juga berupaya untuk mendapatkan persyaratan yang lebih baik dalam kontrak pertambangan senilai 6,2 miliar dolar AS dengan China, yang menurut pihak berwenang belum cukup menguntungkan bagi negara Afrika Tengah tersebut sejak perjanjian tersebut ditandatangani pada tahun 2008. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA