Pusat Penelitian Glenn milik NASA mengatakan pihaknya telah menjajaki potensi komersial dari jet supersonik yang bisa melesat dengan kecepatan 1.535 hingga 3.045 mil per jam.
Dimuat
ITV, jet ini diproyeksikan dapat membawa penumpang dari London ke New York dalam 1,5 jam.
Saat ini, pesawat maskapai besar dapat terbang dengan kecepatan sekitar 600 mil per jam. Penerbangan rute London-New York rata-rata memakan waktu lebih dari 7 jam.
Selain rute London-New York, NASA juga mempelajari 50 rute lintas samudera yang potensial, mencakup Atlantik Utara dan Pasifik.
Saat ini, Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara Barat lainnya melarang penerbangan supersonik melalui darat.
Namun, pada tahun 2016, NASA meluncurkan misi Questst, dengan tujuan memberikan data kepada regulator yang dapat memaksa perubahan peraturan penerbangan darat.
Penelitian ini telah mengarah pada pengembangan jet X-59, yang mampu terbang dengan kecepatan 937 mil per jam pada ketinggian 55.000 kaki, tanpa menimbulkan tingkat kebisingan yang tidak dapat diterima.
Jika uji coba X-59 berhasil, ini bisa menjadi revolusi terbesar dalam perjalanan udara sejak penemuan mesin jet.
“Kami melakukan studi konsep serupa lebih dari satu dekade lalu pada kecepatan Mach 1,6-1,8, dan peta jalan yang dihasilkan membantu memandu upaya penelitian NASA sejak itu, termasuk penelitian yang mengarah ke X-59,” kata manajer Proyek Teknologi Supersonik Komersial NASA, Lori Ozoroski.
Selain jet X-59, sebagai bagian dari fase industrialisasi, NASA membuat kontrak dengan dua perusahaan, yaitu tim dari Boeing dan tim dari Northrop Grumman Aeronautics Systems.
"Setiap tim akan mengembangkan elemen peta jalan yang mencakup badan pesawat, tenaga, propulsi, manajemen termal, dan material komposit yang dapat bertahan dalam kecepatan supersonik tinggi," jelas NASA.
NASA akan membuat keputusan akhir apakah mereka akan melanjutkan penelitiannya setelah fase terbaru selesai.
BERITA TERKAIT: