Keputusan ini diumumkan pada Sabtu (26/8), ketika badan tersebut tengah menginvestigasi dugaan bahwa Rubiales memberikan kecupan yang tidak diinginkan kepada pemain, setelah tim nasional sepak bola putri Spanyol meraih kemenangan dalam Piala Dunia.
"FIFA telah membuka proses disipliner terhadap Rubiales dua hari lalu atas insiden dengan pemain Jenni Hermoso Minggu lalu di Sydney yang menyebabkan keributan di kalangan pemain dan penggemar," bunyi pernyataan dari jurubicara FIFA, seperti dimuat
Asia One, Minggu (27/8).
Meskipun demikian, Rubiales sendiri, yang berusia 46 tahun, menolak tudingan tersebut dan mengklaim bahwa kecupan yang diberikannya kepada Hermoso bersifat sukarela dan disepakati oleh keduanya. Kini ia akan menggunakan proses penyelidikan tersebut untuk membuktikan bahwa ia tidak bersalah.
Namun, Hermoso, atlet perempuan tersebut mengatakan bahwa ia tidak menyetujui kecupan itu dan merasa menjadi korban agresi.
Menanggapi kasus tersebut, Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol (RFEF) mengatakan bahwa mereka menghormati keputusan FIFA, dan juga menghormati bahwa Rubiales memiliki kesempatan untuk membuktikan bahwa ia tidak bersalah.
Pelatih tim sepak bola wanita Spanyol, Jorge Vilda, menyatakan kekesalannya terhadap insiden itu.
"Penyesalan yang mendalam atas perilaku tidak pantas yang ditunjukkan oleh Rubiales," ujarnya.
Kontroversi ini telah memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk para pemain sepak bola putri Spanyol yang bersama-sama menolak untuk bermain dalam pertandingan internasional selama Rubiales tetap menjadi ketua federasi. Mereka mengecam tindakan Rubiales dan menunjukkan dukungan kepada Hermoso.
Kasus ini menjadi perbincangan di Spanyol, yang menggarisbawahi isu gender dan hak-hak perempuan, dengan puluhan ribu perempuan telah berunjuk rasa untuk menentang pelecehan dan kekerasan seksual, sementara saat ini penyelidikan terhadap ketua federasi tersebut masih terus berlangsung.
BERITA TERKAIT: