Juru Bicara ICRC untuk Afghanistan, Diogo Alcantara, pada Kamis (17/8) menjelaskan bagaimana aliran dana bantuan untuk Afghanistan semakin menurun, sehingga memaksa mereka mengakhiri pembiayaan untuk sekitar 25 rumah sakit.
“ICRC tidak memiliki mandat atau sumber daya untuk mempertahankan sektor kesehatan publik yang berfungsi penuh dalam jangka panjang,” kata Alcantara, seperti dimuat
The Star.
Kendati demikian, menurut penuturan Alcantara, ICRC akan tetap melanjutkan program kesehatan Afghanistan lainnya, termasuk dukungan rehabilitasi bagi penyandang disabilitas.
Puluhan rumah sakit tersebut telah mendapat dukungan ICRC beberapa bulan setelah Taliban menguasai Afghanistan dan pasukan AS meninggalkan negara itu pada Agustus 2021.
Baik ICRC maupun badan-badan PBB yang lain berusaha turun tangan mencoba mengisi kekosongan pendanaan kemanusiaan pada negara yang dilanda konflik militer tersebut.
Tidak jelas berapa banyak dana yang dibutuhkan untuk membayar operasi atau menggaji dokter di rumah sakit Afghanistan dan apakah otoritas Taliban mampu menutupi semua kekurangan dana kesehatan setelah ICRC tidak lagi membiayai mereka.
Ada kekhawatiran yang meningkat atas pemotongan bantuan ke Afghanistan, di mana rencana kemanusiaan PBB untuk tahun 2023 hanya didanai 25 persen saja, bahkan setelah anggaran yang diminta diturunkan dari 4,6 miliar dolar AS menjadi 3,2 miliar dolar AS.
Hampir tiga perempat penduduk Afghanistan sekarang membutuhkan bantuan kemanusiaan, yang sebagian besar berasal dari dukungan internasional.
BERITA TERKAIT: