Dukungan itu disampaikan oleh Ketua Komisi Uni Afrika Moussa Faki Mahamat dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan n di situs web resmi pada Jumat (11/8).
Mahamat menyatakan keprihatinan tentang situasi di Niger dan menyerukan pembebasan segera Presiden Mohamed Bazoum, keluarganya, dan anggota pemerintah lainnya.
"Perlakuan seperti itu terhadap Presiden yang dipilih secara demokratis tidak dapat diterima. Bazoum Ditahan dalam kondisi yang sangat buruk," ungkapnya, seperti dimuat
TASS.
Sekembalinya dari KTT di Abuja pada Kamis (10/8), Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara mengatakan bahwa para pemimpin ECOWAS telah setuju untuk melancarkan operasi militer di Niger "sesegera mungkin".
Ouattara menekankan bahwa Pantai Gading akan menyumbangkan satu batalion yang terdiri dari 850 dan 1.100 orang untuk operasi tersebut. Negara anggota seperti Benin, Nigeria, dan lainnya juga akan berpartisipasi.
Di hari yang sama dengan keputusan ECOWAS, junta Niger dilaporkan telah mengancam akan membunuh Presiden Bazoum, seandainya ECOWAS melancarkan intervensi militer.
Akhir Juli lalu, sekelompok perwira militer dari pengawal Presiden Bazoum melakukan kudeta yang dipimpin oleh komandan Abdourahmane Tchiani.
Mereka mendeklarasikan kepemimpinan atas Niger. Sementara presiden Bazoum yang digulingkan dilaporkan masih tertahan di kediamannya.
BERITA TERKAIT: