Mengutip
African News pada Selasa (8/8), delegasi kedua negara yang dipimpin oleh Menteri Abdoulaye Maïga, salah satu pejabat terkuat di junta Mali, tiba di Niamey pada Senin (7/8).
"Delegasi resmi dari Mali dan Burkina Faso telah dikirim ke tempat terjadinya kudeta militer di Niger," ungkap laporan tersebut.
Selain mempersiapkan diri untuk menghadapi potensi intervensi militer ECOWAS, delegasi gabungan junta juga didatangkan sebagai simbol solidaritas terhadap junta Niger.
"Mereka datang untuk menunjukkan solidaritas Mali dan Burkina kepada saudara-saudara di Niger," tambahnya.
Pengumuman kunjungan ini dilakukan tepat setelah berakhirnya ultimatum yang ditetapkan oleh ECOWAS kepada tentara Niger untuk mengembalikan presiden terguling Mohamed Bazoum.
ECOWAS mengancam akan menggunakan kekerasan setelah tenggat waktu berakhir.
Mali dan Burkina Faso telah jatuh dalam kekuasaan militer sejak tahun 2020 dan 2022. Oleh karena itu, penggulingan pemerintah demokratis di Niger mendapat dukungan kuat dari junta tetangga.
Bahkan dalam pernyataan bersama, junta Mali dan Burkina dengan tegas mengatakan akan menganggap intervensi ECOWAS sebagai deklarasi perang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: