Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Keluar dari Islam, Perempuan Iran Bakar Al Quran di Pantai Swedia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 04 Agustus 2023, 16:11 WIB
Keluar dari Islam, Perempuan Iran Bakar Al Quran di Pantai Swedia
Ilustrasi/Net
rmol news logo Aksi bakar Al Quran kembali terjadi di Swedia. Kali ini dilakukan di sebuah pantai oleh seorang wanita imigran asal Iran.

TASS melaporkan pada Jumat (4/8), Bahrami Marjan melakukan aksinya di sebuah pantai dekat Stockholm pada Kamis (3/8). Ada sekitar 20 orang menghadiri aksinya yang sebagian besar adalah jurnalis.

Dalam rekaman yang diambil oleh Ruptly, Marjan terlihat membakar Al Quran, mencoret-coretnya dengan pena sebelum merobek halaman dan membakarnya secara bertahap. Pada satu titik, polisi tampak menahan sekelompok kecil pengunjuk rasa yang keberatan dengan pertunjukan tersebut, tetapi kemudian situasi bisa terkendali.

Wanita Kristen yang sebelumnya memeluk Islam itu mengatakan kepada TASS bahwa dia ingin menunjukkan bahwa agama juga merupakan bagian dari politik.

“Islam bukanlah agama yang demokratis," katanya.

Ditanya apakah menurutnya pembakaran kitab seperti itu dapat membahayakan situasi keamanan Swedia mengingat potensi serangan balik, Marjan mengatakan dia tidak setuju.

Demonstrasi tersebut mencerminkan aksi-aksi lain yang dilakukan di Stockholm musim panas ini. Para aktivis membakar atau menodai Al Quran dalam tiga peristiwa berbeda selama Juni dan Juli, dua di antaranya diadakan di luar Kedutaan Besar Irak.

Insiden tersebut telah memicu protes publik di dunia Muslim, dengan pengunjuk rasa yang marah menyerbu kompleks diplomatik Swedia di Baghdad. Pemerintah Irak juga mengusir utusan Stockholm dan menarik kembali perwakilannya sendiri, sementara Turkiye, Mesir, Aljazair, Maroko, Uni Emirat Arab, dan Yordania sama-sama mengutuk tindakan tersebut.

Pejabat Swedia berpendapat bahwa protes tersebut tidak secara resmi disetujui oleh pemerintah, dengan Perdana Menteri Ulf Kristersson bersikeras bahwa polisi setempat hanya mengeluarkan izin untuk pertemuan publik terlepas dari konten politiknya.

Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan serangan terhadap Al Quran sebagai kejahatan rasial yang tidak akan ditoleransi di Rusia, sementara sekelompok anggota parlemen Rusia mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak ada hubungannya dengan kebebasan berbicara dan beragama. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA