Menurut Kantor Berita Resmi
IRNA, latihan tersebut difokuskan di Pulau Abu Musa, dengan mengerahkan kapal, drone, dan unit rudal dalam latihan tersebut, yang mendarat di Pulau Greater Tunb.
Meski alasan di balik pelaksanaan latihan militer mendadak ini tidak dijelaskan oleh pihak Iran, namun kegiatan serupa pernah terjadi di masa lalu, yang disebut untuk mengamankan negara.
“Kami selalu mengusahakan keamanan dan ketenangan; itu adalah cara kami. Bangsa kami waspada, dan memberikan tanggapan keras terhadap semua ancaman, hasutan yang rumit dan skenario rahasia serta permusuhan," kata Kepala IRGC, Jenderal Hossein Salami, dalam pidato yang disiarkan televisi.
Mengutip
ABC News pada Rabu (2/8), latihan militer ini dikerahkan saat ribuan marinir dan pelaut di kapal serbu amfibi USS Bataan dan USS Carter Hall sedang dalam perjalanan menuju Teluk Persia.
AS juga telah mengirim pesawat tempur A-10 Thunderbolt II, F-16 dan F-35, serta kapal perusak USS Thomas Hudner ke wilayah tersebut.
Dalam pernyataannya, Departemen Pertahanan AS menyatakan bahwa pengerahan militer itu merupakan respons atas upaya Iran yang baru-baru ini mengancam jalur perdagangan bebas di Selat Hormuz dan wilayah sekitarnya.
Selat Hormuz sendiri merupakan jalur air sempit yang penting karena sekitar 20 persen pasokan minyak dunia melewati wilayah tersebut, dan stabilitasnya merupakan faktor krusial bagi keamanan nasional AS dan harga energi global.
Sementara kedua pulau yang dijadikan tempat latihan militer oleh Teheran ini telah lama disengketakan dengan Uni Emirat Arab, yang mengklaim bahwa pulau itu direbut Iran pada 1971 sebelum UEA merdeka.
BERITA TERKAIT: