Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (1/8), Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengatakan Italia akan memfasilitasi penerbangan bagi warga negaranya yang ingin pergi dari Niger di tengah ketegangan militer usai kudeta.
"Pemerintah Italia telah memutuskan untuk menawarkan kepada warga negara kita di Niamey kesempatan untuk meninggalkan kota dengan penerbangan khusus ke Italia," tegasnya dalam postingan media sosial X, seperti dimuat
Reuters.
Meski sudah merencanakan proses pemulangan Warga, Tajani mengaku Italia masih akan berusaha menempuh jalur diplomatik untuk meredakan situasi di Niger.
"Kedutaan Italia tetap buka dan duta besar kembali ke Niger dari Roma di mana dia pergi untuk KTT Sistem Pangan PBB minggu lalu," ungkap Tajani.
Lebih lanjut, Tajani menekankan bahwa sifat penerbangan yang ditawarkan Italia berbeda dengan proses evakuasi formal yang biasa dilakukan ketika kondisi negara dalam bahaya.
Sementara Prancis, mengatakan akan mulai memulangkan warga negaranya dan warga Eropa lainnya yang ingin meninggalkan negara itu.
Prancis dan Italia, bersama dengan Amerika Serikat dan Jerman, memiliki pasukan di Niger yang dikerahkan dalam sebuah misi kontra-pemberontakan dan pelatihan militer.
Kondisi Niger menjadi tidak stabil sejak junta militer melakukan kudeta terhadap Presiden yang sah, Mohamed Bazoum sejak awal pekan lalu.
Penggulingan Bazoum, merupakan pengambilalihan militer ketujuh dalam waktu kurang dari tiga tahun di negara-negara Afrika Barat dan Tengah.
Setelah junta mengambil alih, penduduk Niger yang pro militer, mendesak agar penguasa kolonial seperti Prancis pergi dan berhenti mencampuri urusan negara mereka.
Kudeta tersebut menimbulkan kekhawatiran akan keamanan wilayah Sahel. Blok regional ECOWAS menjatuhkan sanksi pada junta dan mendesak agar Presiden Bazoum dibebaskan dari tahanan rumah.
BERITA TERKAIT: