Buku berjudul "Perdamaian yang Buruk, Perang yang Baik" dan "Buldozer dari Palestina" diluncurkan di Jaya Suprana School of Performing Arts di Mall of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta, pada Minggu (30/7).
Kedua buku tersebut berisi kumpulan wawancara Teguh yang juga Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) dengan sejumlah duta besar negara sahabat di Jakarta yang dilakukannya dalam beberapa tahun terakhir.
Dubes Gomez yang hadir secara langsung dalam acara peluncuran mendapat kesempatan untuk berbagi testimoni tentang sosok penulis buku.
Dalam sambutannya, Dubes menceritakan saat ini dunia tengah dilanda krisis jurnalisme di mana informasi yang salah dan manipulatif beredar secara masif dan luas.
Terkadang, kata Dubes, jurnalis independen dan terpercaya sangat sulit ditemui karena mereka kebanyakan menulis berita berdasarkan framing perusahaan media besar yang memiliki misi tertentu.
"Jurnalis saat ini hanya merilis berita yang mereka dapatkan dari perusahaan media besar, dan terkadang mereka juga dibayar sebagai instrumen untuk kepentingan tertentu," ujarnya.
Venezuela, disebut Dubes, adalah salah satu korban dari kampanye disinformasi dari krisis jurnalisme yang tidak bertanggung jawab.
"Media besar berusaha membuat pembaca menilai bahwa pemerintah Venezuela bertanggung jawab atas teror, peredaran narkoba dan perdagangan manusia," jelas Gomez.
Sehingga, kata Dubes, dibutuhkan lebih banyak jurnalis yang mengungkap tentang kebenaran dan membantu orang memahami apa yang benar-benar terjadi. Menurut Dubes, Teguh Santosa adalah salah satu jurnalis yang telah memenuhi kriteria tersebut.
"Saya percaya bahwa Teguh adalah salah satunya. Dia mencoba menjelaskan kepada orang-orang tentang dunia ini," tegasnya.
Selain itu, Dubes juga mengapresiasi Teguh atas kinerja jurnalismenya yang tidak memihak, sangat profesional, dan objektif selama ini.
"Jadi saya harus berterima kasih karena profesionalisme Anda. Anda telah bekerja dengan sangat baik. Saya sangat percaya dan inilah, inilah yang dibutuhkan dunia,"
Dubes Gomez kemudian menceritakan bahwa Teguh sudah beberapa kali berkunjung ke Venezuela. Bahkan Teguh dikatakan sudah sangat mengenal bagaimana kondisi rakyat dan pemerintah dan tentang apa yang sebenarnya terjadi di Venezuela.
"Kita memiliki realitas baru. Orang-orang yang sebelumnya menderita dalam kemiskinan, kini telah berubah. Dia (Teguh), mengerti apa yang terjadi di Venezuela," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: