Mengutip
African News Senin (31/7), Deby akan berusaha membujuk pemimpin kudeta agar bersedia membebaskan Presiden terpilih Niger, Mohamed Bazoum.
"Junta Chad telah tiba di Niger pada Minggu (30/7) untuk berbicara dengan para pemimpin kudeta," ungkap laporan tersebut.
Chad bukan anggota ECOWAS sehingga Deby dipandang sebagai perantara yang lebih netral untuk berbicara dengan para pemimpin kudeta.
Kedatangan Deby terjadi setelah blok regional Afrika Barat ECOWAS memberi para pemimpin kudeta Niger tenggat waktu tujuh hari untuk membebaskan Presiden Barzoum dan mengembalikannya ke kekuasaan atau menghadapi konsekuensi.
Dalam beberapa tahun terakhir, ECOWAS yang beranggotakan 15 negara Afrika Barat gagal memulihkan demokrasi di negara-negara di mana militer mengambil alih kekuasaan.
Menurut analis Niger, jika ECOWA menggunakan kekuatan militernya, maka itu bisa memicu kekerasan di antara warga sipil yang mendukung kudeta dan mereka yang menentangnya.
Sejak pekan lalu, Presiden Niger Bazoum telah dikurung di kediamannya setelah dikudeta pengawal presidennya sendiri.
Bazoum tidak bisa dikunjungi oleh siapa pun. Akses ke kediaman dan ke kantor Presiden telah diblokir oleh anggota elit Pengawal Presiden.
Negara Afrika Barat yang terkurung daratan itu adalah salah satu negara paling tidak stabil di dunia, mengalami empat kudeta sejak merdeka dari Prancis pada 1960 serta berbagai upaya perebutan kekuasaan lainnya.
BERITA TERKAIT: