Melalui Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken dalam sebuah wawancara di Brisbane, Australia pada Sabtu (29/7) mendesak agar pemimpin kudeta Niger, Jenderal Abdourahamane Tiani segera mengeluarkan Bazoum serta memulihkan stabilitas demokrasi di negara itu.
"AS menyerukan pembebasannya segera dan pemulihan tatanan demokrasi," tegas Blinken, seperti dimuat
The Star.
Blinken juga mengaku telah berbicara dengan Bazoum melalui telepon, tetapi menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.
Menlu AS itu menjelaskan, Washington akan terdampak kudeta, karena nasib kerja sama ekonomi dan keamanan dengan Niger bergantung pada keberlanjutan sistem demokrasi di negara itu.
"Kerja sama AS dan Niger bernilai ratusan juta dolar. Ini akan sulit karena kudeta baru-baru ini," kata Blinken.
Sebelum pemberontakan, Niger dipandang sebagai sekutu AS yang paling stabil di wilayah Afrika Barat yang tidak stabil.
Jenderal Tiani mengklaim dirinya sebagai kepala negara Niger pada Jumat (28/7), setelah berhasil menggulingkan Bazoum dalam kudeta militer.
Bazoum telah dikurung di kediamannya sejak Rabu (27/7) dan tidak bisa dikunjungi oleh siapa pun. Akses ke kediaman dan ke kantor Presiden telah diblokir oleh anggota elit Pengawal Presiden.
Tetapi, Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna pada Jumat pagi (28/7) mengatakan bahwa Bazoum dalam keadaan sehat dan telah berbicara dengan Presiden Emmanuel Macron.
BERITA TERKAIT: