Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah membuat keputusan mengejutkan dengan menominasikan Laksamana Lisa Franchetti sebagai pemimpin di Angkatan Laut AS.
Namun, seperti dikutip dari
Telegraph, Sabtu (22/7), keputusan tersebut bertentangan dengan rekomendasi yang diajukan oleh Menteri Pertahanan AS, Jenderal Lloyd Austin, yang sebelumnya merekomendasikan Laksamana Samuel Paparo, untuk posisi tersebut.
Para pejabat Pentagon secara luas mengharapkan Laksamana Paparo akan mendapatkan pencalonan itu, mengingat pengalaman Paparo yang relevan yang pernah menghadapi tantangan dari China.
Akan tetapi, Biden memutuskan untuk mencalonkan Laksamana Paparo sebagai pemimpin Komando Indo-Pasifik AS, sementara Laksamana Franchetti dinominasikan untuk memimpin Angkatan Laut.
Menurut Biden, Laksamana Franchetti memiliki latar belakang kebijakan serta pengalaman luas di bidang laut selama 38 tahun, yang saat ini menjabat sebagai wakil kepala operasi Angkatan Laut.
“Sepanjang karirnya, Laksamana Franchetti telah menunjukkan keahlian yang luas baik di arena operasional maupun kebijakan," ujar Biden.
Namun, saat ini proses konfirmasi Laksamana Franchetti oleh Senat kemungkinan akan tertunda karena saat ini ada blokade yang dilakukan oleh Senator Republik Tommy Tuberville dari Alabama terkait perselisihan tentang kebijakan aborsi di Pentagon.
Pencalonan Laksamana Franchetti untuk posisi kepala Angkatan Laut adalah sejarah karena selama ini, belum pernah seorang wanita memegang jabatan perwira berseragam tertinggi dalam mengemban tugas kepemimpinan dalam dinas militer Departemen Pertahanan AS.
BERITA TERKAIT: