Laporan
The National pada Jumat (14/7) mengungkapkan bahwa polisi sedang memburu 12 tersangka yang diduga berada di balik serangan. Motifnya sendiri masih belum terungkap.
"Ini adalah operasi yang terorganisir dan canggih," kata Menteri Kepolisian Bheki Cele dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh media pemerintah, mengklaim itu mungkin sabotase ekonomi.
Para tentara dikerahkan pada Jumat di provinsi utara Limpopo dan Mpumalanga, provinsi timur KwaZulu-Natal, dan provinsi tengah Free State.
"Tentara akan mendukung polisi dalam menanggapi serangan truk," kata Departemen Pertahanan Afrika Selatan.
Negara ini sedang dilanda kekhawatiran akan terjadi kekacauan kembali setelah peristiwa protes mematikan pada Juli 2021, yang menewaskan lebih dari 350 orang.
Bisnis dijarah dan dibakar dalam demonstrasi yang dipicu oleh pemenjaraan mantan presiden Jacob Zuma atas tuduhan menghina pengadilan.
Cele mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa pembakaran terkait dengan kasus pengadilan.
"Dua puluh satu truk telah dibakar sejak Minggu di provinsi Limpopo, Mpumalanga dan KwaZulu-Natal," tambahnya.
Hari pertama serangan truk yang terjadi pada Minggu (9/7) adalah peringatan kedua dimulainya kekerasan tahun 2021.
"Apa pun motifnya, penegak hukum negara tetap siaga tinggi dan bekerja keras untuk mencegah lebih banyak serangan, dan juga menemukan individu atau geng preman yang sangat ingin menyebabkan kekacauan di jalan kita," kata Cele.
Pada Kamis, pengadilan konstitusional memerintahkan Zuma untuk menjalani sisa hukuman 15 bulannya di penjara. Pengadilan tidak menerima pembebasan lebih awal dengan alasan medis, menyebutnya itu tidak layak.
BERITA TERKAIT: