Hal tersebut diungkap oleh Kementerian Energi Listrik Irak dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari kantor berita resmi
INA pada Senin (10/6).
Jurubicara kementerian, Ahmed Musa mengatakan bahwa penurunan impor gas dari Iran bisa berdampak negatif pada pasokan listrik warga Irak.
"Iran mengimpor gas untuk menghidupkan listrik di seluruh negeri. Jika tidak terpenuhi. maka akan berdampak buruk, sebab produksi gas nasional tidak mencukupi kebutuhan energi warga," ujarnya.
Oleh sebab itu, kata Musa, pihaknya tengah berkoordinasi dengan pihak Iran untuk memompa kembali gas dalam jumlah yang dibutuhkan, sambil menunggu solusi untuk membayar utang ke Iran.
Bulan lalu, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia' al-Sudani mengumumkan rencana nasional untuk mengurangi ketergantungan impor dengan berinvestasi di ladang gas dan gas alam lokal.
Menteri Perminyakan Irak Hayan Abdul-Ghani mengklaim bahwa cadangan minyak negara itu meningkat 10 miliar barel dan cadangan gas alamnya sebesar 8 triliun kaki kubik setelah survei seismik tiga dimensi di dekat Basra, pusat minyak utama yang terletak sekitar 550 km selatan dari ibukota Bagdad.
BERITA TERKAIT: