Begitu yang disampaikan Presiden Lithuania Gitanas Nauseda dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters pada Selasa (4/7).
Menurut Nauseda, NATO harus mengabaikan seluruh ketakutan mereka tentang potensi perluasan perang jika Ukraina masuk dalam bagian aliansi pertahanan Atlantik tersebut.
"Kita tidak perlu ragu untuk mengambil keputusan yang lebih berani karena jika tidak, rezim (Presiden Vladimir) Putin akan memutuskan bahwa sekutu Barat terlalu lemah. Mereka (Rusia), harus merasa terdesak hingga menyerah," tegasnya.
Nauseda menilai, kepastian NATO tentang keanggotaan Ukraina akan meningkatkan semangat dan daya juang Kyiv di medan perang.
"Kata-kata kami yang lebih kuat tentang perspektif (keanggotaan) Ukraina pasti akan meningkatkan semangat juang tentara Ukraina di medan perang. Dan ini sangat penting", ujarnya.
Nauseda mendorong agar NATO dalam KTT Vilnius pada 11 dan 12 Juli mendatang, bisa memberikan jaminan militer dan jalan keanggotaan yang mudah serta cepat bagi Ukraina setelah perang berakhir.
"Kita semua mengerti bahwa saat ini, di tengah perang, Ukraina tidak dapat segera bergabung dengan NATO. Kami mengerti itu. Ukraina mengerti itu. Tapi kita perlu membuat prosedur, bagaimana melanjutkannya," tegasnya.
Nauseda juga berharap Presiden Volodymyr Zelensky bisa muncul di acara KTT, tetapi dengan catatan organisasi pertahanan itu harus memberikan sinyal yang jelas tentang nasib Ukraina.
"Tidak ada gunanya Zelensky pergi ke Vilnius jika tidak diberi "sinyal" pada pertemuan tersebut," tuturnya.
Ukraina berulangkali menekan NATO agar memberikan kepastian tentang keanggotaan Kyiv dalam aliansi segera setelah perang berakhir.
Tetapi anggota lain seperti AS dan Jerman lebih berhati-hati. Mereka waspada terhadap tindakan apa pun
yang berpotensi membuat perang Rusia meluas dengan negara-negara sekutu.
BERITA TERKAIT: