Perdana Menteri Alberto Otarola pada Senin (3/7) mengatakan gunung berapi paling aktif di negara itu telah memuntahkan abu selama beberapa hari dan membuat semua orang saat ini harus siaga.
Gunung berapi tersebut menumpahkan abu yang mencapai ketinggian 1.700 meter pada Senin, membuat aparat segera menaikan status kawasan itu dari semula kuning menjadi "oranye", menurut standar nasional, kata Institut Pertahanan Sipil Nasional (INDECI) dalam pernyataannya seperti dikutip dari
Reuters.
Otarola mengatakan kepada wartawan bahwa status darurat mungkin akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan untuk memberikan "tindakan pencegahan yang diperlukan" untuk wilayah tersebut.
Peru Selatan, daerah di mana terdapat situs pertambangan penting, adalah rumah bagi selusin gunung berapi aktif. Peru juga berada dalam apa yang disebut "Cincin Api" Pasifik, sebuah area dengan insiden gempa bumi dan aktivitas gunung berapi yang tinggi.
INDECI menyarankan 2.000 penduduk di kawasan itu untuk menjauh dari gunung berapi dan menutup pintu dan jendela. Mereka juga akan mengirimkan masker dan kacamata untuk penduduk.
Masker dan kacamata dikirim ke penduduk, tambah pihak berwenang.
Tahun 2019, Gunung Ubinas juga menyemburkan awan panas dan abu vulkanik, membuat ribuan warga dievakuasi.
BERITA TERKAIT: