Revolusi Raja dan Rakyat dirayakan untuk mengenang perjuangan seluruh elemen Maroko melawan kolonial Prancis dan Spanyol. Perayaan ini merujuk pada peristiwa tanggal 20 Agustus 1953 di mana Raja Mohammed V ditahan dan dikirim ke pengasingan. Prancis menempatkan kakek Raja Mohammed VI itu di Korsika yang berada di tengah Laut Mediterania, sebelum akhirnya dikirim ke Madagaskar. Pada 16 November 1955 Raja Mohammed V kembali ke Rabat dan mengumumkan berakhirnya Protektiorat Prancis.
Mengapa Raja Mohammed V tidak memberikan pidato dalam perayaan Revoslusi Raja dan Rakyat tahun ini?
Menurut pihak kerajaan, peringatan Revolusi Raja dan Rakyat tahun ini terjadi di antara dua pidato penting lainnya, yakni antara pidato pada peringatan naik tahta tanggal 30 Juli dan pidato pada pembukaan Parlemen di hari Jumat kedua bulan Oktober.
“Telah diputuskan untuk terus merayakan ulang tahun Revolusi 20 Agustus yang tak terlupakan tanpa Pidato Kerajaan yang ditujukan kepada bangsa pada kesempatan ini,” ujar Juru Bicara Kerajaan dalam keterangannya yang diperoleh dari
Maghreb Arab Press.
“Arti penting dari ulang tahun yang tak terlupakan ini tidak dapat diukur dengan pidato dan perayaan saja, tetapi ini adalah hari jadi yang sangat disayangi oleh semua orang Maroko, Raja dan Rakyat, yang mewujudkan nilai pengorbanan dan kesetiaan antara seorang Raja yang lebih memilih pengasingan daripada meninggalkan kedaulatan dan kebebasan Tanah Airnya, dan orang-orang gagah berani yang bergerak untuk mempertahankan kesuciannya dan mengorbankan segala sesuatu yang mereka sayangi untuk kembalinya Raja mereka yang sah ke Tahta,” kata Juru Bicara itu.
Juga disebutkan bahwa Raja Maroko sebagai Amirul Mukminin dan penguasa tertinggi berhak mengambil keputusan untuk berpidato di hadapan rakyat kapan saja dan pada kesempatan apa pun yang dianggapnya tepat.
BERITA TERKAIT: