Hal tersebut diungkapkan dalam laporan Reuters Institute, yang berbasis di Inggris pada Rabu (14/6), yang menemukan bahwa sebanyak 55 persen pengguna TikTok dan Snapchat, serta 52 persen pengguna Instagram, memperoleh informasi berita dari akun-akun pribadi daripada mengandalkan media arus utama dan jurnalis di platform tersebut.
Angka tersebut didapat dari wawancara dengan sekitar 94.000 responden dari 46 negara yang dilakukan oleh Reuters Institute for the Study of Journalism, yang merupakan bagian dari Universitas Oxford di Inggris.
Laporan itu menyoroti bahwa jurnalis arus utama menghadapi kesulitan dalam menarik perhatian pengguna di platform-platform media sosial baru seperti Instagram, Snapchat, dan TikTok.
Oleh karena itu, beberapa media sering mengikuti tren populer, dengan meminta opini publik terkait beberapa isu tersebut.
“Jurnalis arus utama sering memimpin percakapan seputar berita di Twitter dan Facebook, untuk berjuang mendapatkan perhatian di jaringan yang lebih baru seperti Instagram, Snapchat, dan TikTok,” kata laporan itu.
Selain itu, pengaruh dari influencer seperti Matt Welland dari Inggris, yang membahas peristiwa terkini dan kehidupan sehari-hari di TikTok dengan 2,8 juta pengikutnya, menjadi contoh yang diangkat.
Para influencer saat ini berlomba-lomba untuk mengangkat isu terkini atau terbaru di akunnya, yang nantinya diharapkan dapat berkembang menjadi sebuah berita yang populer.
Seperti dikutip
Malaymail, Rabu (14/6), bagi generasi muda, saat ini konsep berita tidak hanya terbatas pada politik dan hubungan internasional saja, melainkan juga mencakup segala hal yang terjadi di berbagai lapisan masyarakat, seperti olahraga, hiburan, gosip selebriti, peristiwa terkini, budaya, seni, dan teknologi.
Melalui aplikasi berbagi video seperti TikTok dan YouTube, kaum muda lebih memilih melihat berita melalui platform tersebut.
Saat ini, kondisi itu disebut telah menjadi tantangan tersendiri bagi outlet berita tradisional, yang semakin hari mengalami penurunan jumlah orang yang mengakses situs web mereka secara langsung, yang hanya mencapai 22 persen, menurun 10 poin sejak 2018 lalu, karena sebagian besar kaum muda lebih mengandalkan tautan yang dibagikan melalui media sosial.
BERITA TERKAIT: