Menurut laporan dari Jaksa Penuntut Karim Khan, kesepakatan itu dilakukan setelah ICC mengadakan pertemuan dengan Presiden Nicolas Maduro di Caracas.
“Dengan kesepakatan tersebut, ICC berharap dapat bekerja lebih dekat dengan Venezuela, dan akan membantu pelaksanaan reformasi peradilan untuk menjamin lebih banyak keadilan di negara Amerika Selatan ini,” ujar Khan saat acara pembukaan.
Meski tidak ada rincian lebih lanjut terkait operasi kantor itu dan berapa banyak jumlah staf yang akan dimiliki, Maduro, yang pemerintahannya sedang diselidiki, menyambut baik pembukaan kantor ICC di negaranya.
“Saya yakin ini akan menambah praktik-praktik positif. Pasti akan memberikan dampak yang sangat baik," ujar Maduro.
Seperti dimuat
Reuters, Sabtu (10/6), ICC pada 2021 lalu mengumumkan penyelidikan awal atas kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan yang diduga dilakukan sejak 2017 oleh pejabat di pemerintahan Maduro.
Sebuah tim penyelidik PBB mengatakan bahwa sistem peradilan Venezuela sejauh ini telah melanggengkan pelanggaran hak asasi manusia sebagai bagian dari kebijakan negara untuk menghentikan penentangan terhadap Maduro.
Maduro menolak tudingan itu, namun ia mengatakan bahwa dirinya akan tetap menghormati penyelidikan, meski tidak membagikan detailnya lebih lanjut.
Venezuela menjadi negara pertama di Amerika Latin yang diselidiki oleh ICC, karena banyaknya desakan dari beberapa negara yang menyoroti dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan di bawah pemerintahan Maduro.
BERITA TERKAIT: