Tingkat siaga telah dinaikkan pada Kamis (8/6), setelah gunung berapi paling aktif di Filipina mengeluarkan gas vulkanik yang membuat puing-puing dan bebatuan lava mengalir menuruni lereng.
“Gunung Mayon yang menarik wisatawan karena bentuk kerucutnya yang hampir sempurna, kini berada pada siaga tiga (dalam skala lima),” ungkap Badan Vulkanologi Filipina dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat
Al Jazeera.
Badan itu juga memperkirakan adanya potensi ledakan dan aliran lava yang lebih besar dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa hari mendatang.
Oleh sebab itu, penduduk desa yang tinggal dalam radius 6 km dari kawah gunung berapi diminta untuk meninggalkan zona bahaya dan pindah ke tempat lebih aman karena dikhawatirkan akan terkena vulkanik, aliran lahar, batu serta bahaya lainnya.
Seorang pejabat keamanan publik provinsi Albay tengah, Cedric Daep mengatakan bahwa penduduk desa sedang bersiap untuk mengungsi dari zona bahaya.
Mayon adalah salah satu dari puluhan gunung berapi aktif yang paling bergolak di Filipina. Terakhir meletus hebat pada 2018 dan mengakibatkan puluhan ribu penduduk desa mengungsi.
Selain Mayon, pengamat Filipina juga tengah memantau gunung berapi Taal di Selatan Manila dan Gunung Kanlaon, di pulau Negros tengah, karena menunjukkan tanda-tanda serupa.
Filipina terletak di sepanjang Cincin Api Pasifik, wilayah yang rawan gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Gunung berapi yang sudah lama tidak aktif, Gunung Pinatubo di utara Manila meledak pada tahun 1991 dalam salah satu letusan gunung berapi terbesar abad ke-20 dan menewaskan ratusan orang.
BERITA TERKAIT: