Hal itu diungkap oleh Pejabat Kementerian Kesehatan Kamerun, Linda Esso dalam sebuah laporan yang dimuat Swiss Info pada Kamis (1/6).
"Jumlah kasus yang dikonfirmasi di Kamerun sekarang mencapai 1.868," ungkap Esso dalam laporannya.
Menurut Asso, lonjakan tersebut didorong oleh rendahnnya fasilitas kesehatan yang ada di Kamerun.
"Lebih dari 79 persen kasus mencapai fasilitas kesehatan dalam keadaan sedang atau parah," jelasnya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), wabah kolera di Kamerun telah terjadi sejak Oktober 2021 lalu, dan sempat mengalami peningkatan kasus di akhir Maret 2023.
Penyakit kolera disebarkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Itu bisa membunuh dalam beberapa jam jika tidak diobati.
Pasien yang terinfeksi akan merasakan diare akut, muntah dan nyeri hingga lemas.
Wabah ini telah lama menyebar di antara warga Afrika, dengan awal tahun ini saja, WHO sudah menerima laporan lonjakan kolera di 14 negara Afrika.
BERITA TERKAIT: