Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengaku frustasi dengan kegagalan Rusia dalam melindungi Armenia dari ancaman militer Azerbaijan.
Pashinyan mengatakan, ada kemungkinan Armenia menarik diri dari CSTO jika organisasi blok keamanan itu gagal menghormati kewajiban mereka yang sudah tertuang dalam perjanjian yang disepakati bersama.
"Saya tidak mengesampingkan bahwa Armenia akan mengambil keputusan untuk mundur dari CSTO,” ujarnya, seperti dikutip dari
The Defense Post pada Rabu (24/5).
Keluhan PM Armenia datang menjelang pembicaraan antara Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow besok, Kamis (25/5).
Armenia dan Azerbaijan, tetangga yang bermusuhan, telah berperang sejak 1990-an. Keduanya memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh.
Permusuhan enam minggu pada musim gugur 2020 berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia yang pada akhirnya membuat Armenia harus menyerahkan sebagian besar wilayah yang telah dikuasainya selama beberapa dekade.
Sejak Uni Soviet runtuh pada 1991, Armenia mengandalkan Rusia untuk dukungan militer dan ekonomi negaranya. Namun perkembangan baru-baru ini, termasuk perang Ukraina, telah membuat Moskow hilang fokus dan dinilai gagal memenuhi perannya sebagai penjaga perdamaian di Karabakh.
BERITA TERKAIT: