Kesepakatan yang mulai diberlakukan pada Senin (22/5) itu telah ditandatangani oleh Perwakilan dari kedua panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan mantan wakilnya Mohamed Hamdan Daglo di Jeddah, Sabtu (20/5).
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal Bin Farhan berharap gencatan bersenjata mampu mendorong layanan kemanusiaan segera dilakukan.
"Saya berharap kesepakatan ini menjadi harapan bagi masyarakat Khartoum, sehingga dapat menyelesaikan pelayanan kemanusiaannya dalam waktu tujuh hari dan mudah-mudahan lebih dari itu,” ujarnya, seperti dimuat
African News. Duta Besar Arab Saudi untuk Sudan Ali Jafar mengatakan gencatan senjata akan diperbarui secara otomatis melalui mekanisme yang akan didiskusikan dalam beberapa hari mendatang.
Pengumuman gencatan senjata terbaru datang dua minggu setelah perwakilan dari para jenderal yang bertikai pertama kali berkumpul di Jeddah untuk melakukan pembicaraan.
Namun, sejak bentrokan meletus pertengahan Mei lalu, banyak gencatan senjata telah diumumkan tapi kemudian segera diabaikan.
Bahkan setelah gencatan senjata terbaru ini diumumkan, serangan udara dan pertukaran artileri mengguncang Khartoum dan orang-orang bersenjata menggeledah kedutaan Qatar.
BERITA TERKAIT: