Rekaman penangkapan menunjukkan puluhan pasukan paramiliter dengan perlengkapan anti huru-hara mengelilinginya dan membawanya ke sebuah mobil van hitam.
Usai penangkapan Khan, ratusan simpatisan memblokir jalan-jalan di kampung halaman mantan pemain kriket di Lahore, tempat polisi disiagakan, serta di Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa di barat laut.
Di kota terbesar kesepuluh di Pakistan, Quetta, salah satu pendukung Khan tewas dan beberapa lainnya terluka setelah terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan, kata pejabat kepada wartawan.
Para pengunjuk rasa juga memblokir jalan utama di kota pelabuhan Karachi. Polisi mengayunkan pentungan dan menembakkan gas air mata untuk membubarkan ratusan pendukung Khan yang berkerumun.
Di lokasi lainnya, ratusan pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan pro-Khan saat mereka bergerak menuju markas tentara yang luas di kota garnisun Rawalpindi, tempat mereka menghancurkan gerbang utama.
Rumah seorang jenderal Pakistan berpangkat tinggi di Lahore dibakar oleh pengunjuk rasa setelah jendela, pintu, dan perabotan dihancurkan, membuat pasukan keamanan terpaksa mundur.
Seorang perwakilan dari partai Pakistan Tehreek-e-Insaf mengatakan kepada
The National bahwa para anggota mengkhawatirkan keselamatan Khan dalam tahanan. Partai tersebut kemudian meminta para pendukungnya untuk "menutup Pakistan".
“Ini waktumu, orang-orang Pakistan. Khan selalu membela Anda, sekarang saatnya membela dia,” tulis partai itu di Twitter.
Zahir Shah Toru, perwakilan provinsi dari PTI, mengatakan bahwa Khan bukan ditangkap tetapi diculik.
“Kami selalu menyarankan pekerja kami untuk tetap tenang dan melakukan protes damai, tetapi cara penangkapan Khan membuat mereka marah dan membuat mereka melewati batas,” kata Shah Toru.
“Kami akan terus memprotes sampai Khan dibebaskan, dan pesan kami kepada semua warga Pakistan adalah keluar dan berjuang untuk kebebasan," katanya.
BERITA TERKAIT: