Alat itu akan membantu Ukraina mengidentifikasi alat atau senjata berbahaya yang musuh gunakan saat melakukan penyerangan.
Menurut laporan
The Jerusalem Post pada Minggu (30/4), Ukraina akan bekerjasama dengan sebuah unit pakar atom yang dijalankan oleh Administrasi Keamanan Nuklir AS, Nuclear Emergency Support Team (NEST) untuk distribusi sensor radisasi tersebut.
Laporan itu juga menyebut bahwa NEST akan membantu Ukraina melatih personelnya menggunakan sensor dan membantu memantau data yang diterima.
"Ukraina berencana menggunakan sensor untuk menemukan senjata radioaktif yang akan diledakkan oleh Rusia. Paparan atomnya dapat diidentifikasi dengan alat tersebut," bunyi laporan itu.
Sejak invasi Rusia dilancarkan Februari tahun lalu, AS telah memberikan bantuan militer berupa persenjataan dan pelatihan kepada Ukraina senilai hampir 46,6 miliar dolar atau Rp 683 triliun.
Rusia kerap mengancam akan menggunakan senjata nuklir jika Barat tetap ikut campur dalam perangnya dengan Ukraina.
Pasokan senjata Barat yang banyak ke Kyiv dapat membuat kesabaran Moskow habis dan terpaksa menjadikan senjata nuklir sebagai alternatif terakhir.
BERITA TERKAIT: