Begitulah yang disampaikan Presiden Iran, Ebrahim Raisi saat menjamu kunjungan mitranya, Presiden Irak Abdul Latif Rashid di Teheran pada Sabtu (29/4).
Menurut Raisi, kehadiran AS sama sekali tidak memberikan manfaat bagi Irak, bahkan cenderung menciptakan ketidakstabilan di kawasan.
"Kami tidak menganggap kehadiran pasukan asing dan orang asing di kawasan itu berguna. Kehadiran AS mengganggu keamanan kawasan," tegasnya, seperti dimuat
AFP.
Raisi kemudian membandingkan hubungan yang terjalin antara Iran dengan Irak dan bagaimana pola kerjasama AS yang cenderung egois.
“Hubungan kami dengan Irak didasarkan pada kepentingan bersama. Amerika memikirkan kepentingan mereka, bukan kepentingan negara-negara di kawasan itu," ungkapnya.
Untuk itu, Raisi menggarisbawahi pentingnya kerja sama Iran dengan Irak dalam masalah keamanan dan berbagai bidang lainnya seperti infrastruktur air dan listrik.
Irak telah menjadi jalur ekonomi utama bagi Iran yang dilanda sanksi Barat. Sementara Teheran menyediakan gas dan listrik serta barang-barang konsumen kepada Baghdad.
Sementara AS dan Iran telah bersaing untuk mendapatkan pengaruh di Irak sejak invasi diktator Saddam Hussein pada 2003 lalu.
Keduanya membantu Irak mengalahkan ISIS, dan AS masih memiliki 2.500 tentara non-tempur di Baghdad yang bertugas memberikan saran dan pelatihan militer.
BERITA TERKAIT: