Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan pejabat Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar, dengan delegasi Kazakhstan, yaitu Menteri Perdagangan dan Integrasi Serik Zhumangarin di Kabul atas permintaan dari pemerintah Imarah Islam untuk menerima diplomat mereka kembali.
Menurut informasi Baradar, pihak Kazakhstan telah menjanjikan pembukaan kembali kantor kedutaan dan konsulat Afghanistan.
"Mereka mengindikasikan ini kemarin, bahwa mereka akan membuka kembali kedutaan atau konsulat di Afghanistan dan meyakinkan kami bahwa kami juga dapat membuka kembali kedutaan dan konsulat kami di sana," kata Baradar.
Menanggapi rencana pembukaan dengan pemerintahan yang belum diakui secara internasional, beberapa analis menyebut hubungan itu akan bersifat satu arah.
“Mengirim dan menerima diplomat tanpa pengakuan resmi adalah hubungan satu arah dan keuntungan sepihak,†kata seorang mantan diplomat, Noorullah Raghi.
Sejak kelompok itu mengambil alih kekuasaan di Afghanistan, belum ada negara yang mengakui pemerintahan yang diduduki oleh Taliban itu, meski mereka telah memiliki misi diplomatiknya di Teheran, Istanbul, Islamabad, Dubai, Moskow, Beijing, dan beberapa negara lainnya.
Namun, menurut pengamat, akan sulit untuk membangun kembali hubungan diplomatik yang bersifat dua arah, jika pemerintahan sementara itu belum juga diakui oleh masyarakat internasional.
BERITA TERKAIT: