Pada Minggu (9/4), sekitar 400 pengunjuk rasa, sebagian besar masyarakat setengah baya, berjalan di pusat Sulaimaniyah sambil mengibarkan bendera Kurdistan Irak dan memegang spanduk yang mengecam pengeboman bandara sebagai aksi teroris.
Dimuat
The Defense Post, aksi tersebut diorganisir oleh para aktivis dan mantan anggota parlemen yang berteriak menentang kediktatoran Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
“Ini bukan agresi Turki pertama terhadap sasaran sipil di kawasan itu. Itu telah menjadi serangan permanen. Terkadang desa, terkadang target sipil, lahan pertanian, instalasi air atau listrik,†kata seorang pensiunan pegawai negeri, Ali Amine.
Menanggapi serangan tersebut, Presiden Irak Abdel Latif Rashid turut mengecam operasi militer yang dilakukan Turki kepada fasilitas publik di wilayah Kurdistan.
Aksi pengeboman itu diluncurkan setelah Ankara, baru-baru ini juga menutup aksesnya ke Bandara Sulaimaniyah, karena tingginya serangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), kelompok teroris yang sering meluncurkan pemberontakan ke negaranya yang berbasis di Irak utara.
Sementara itu, sebuah sumber di Kementerian Pertahanan Turki sendiri telah membantah keterlibatan militernya di negara itu dalam serangan di bandara Sulaimaniyah pada Jumat kemarin.
BERITA TERKAIT: