Dimuat
RFA News, Senin (3/4), sejak junta militer Myanmar menguasai negara tersebut, regulasi untuk industri pertambangan di negara bagian itu dilaporkan hampir tidak ada.
Menurut penduduk setempat, para penambang ilegal menggali emas tepat sebelah desa berpenduduk dan mereka tidak memiliki kendali untuk menghentikannya.
"Penambangan tidak hanya mencemari air yang dibutuhkan warga untuk minum, tetapi juga menyebabkan banjir di desa-desa. Aliran yang tercemar kemudian mengalir ke danau, merusak habitat spesies langka yang hidup di sana, termasuk dua jenis ikan yang terancam punah," tulis
RFA dalam laporannya.
Selain itu, dalam laporannya, penambang juga telah mencegah akses wisatawan yang hendak datang untuk melihat danau megah yang berada 166 meter di atas permukaan laut dengan dikelilingi oleh pegunungan itu.
Meski sungai tersebut dikabarkan terancam mengering akibat penambangan berlebihan, namun warga mengatakan bahwa baik junta maupun kelompok bersenjata terus mengizinkan proyek di dekat situs warisan dunia itu.
BERITA TERKAIT: