NBC melaporkan pada Selasa (28/3), setidaknya 40 orang tewas dan 28 lainnya luka ketika api melalap fasilitas yang menampung 68 migran itu.
Mereka yang terluka dibawa ke empat rumah sakit lokal, dengan beberapa berada dalam kondisi yang serius.
Institut Imigrasi Nasional, kantor peraturan imigrasi Meksiko, mengatakan kebakaran terjadi pada Senin malam dimulai sekitar pukul 22:00 waktu setempat.
Badan itu tidak segera mengungkapkan penyebab kebakaran tersebut, tetapi mengatakan bahwa pihaknya mengecam segala bentuk aksi yang menciptakan malapetaka seperti itu.
Rekaman yang beredar menunjukkan deretan mayat ditutup lembaran perak, sementara petugas terus melakukan penyelamatan dan memadamkan api.
Beberapa pejabat pada Selasa mengatakan, mereka meyakini bahwa kebakaran itu disebabkan oleh protes yang diprakarsai oleh beberapa migran yang berlindung di pusat itu, yang menolak untuk dideportasi.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengungkapkan, berdasarkan laporan awal dari stafnya, bahwa para migran yang merasa takut dideportasi melakukan aksi protes dengan meletakkan kasur kecil di pintu tempat penampungan dan membakarnya.
"Mereka tidak membayangkan ini akan menyebabkan malapetaka," kata Lopez.
Ciudad Juarez adalah titik persimpangan utama bagi para migran yang mencoba melakukan perjalanan melintasi perbatasan ke Amerika Serikat.
Tempat penampungannya penuh dengan migran yang menunggu kesempatan untuk menyeberang atau yang sedang menunggu proses suaka. Mereka kebanyakan berasal dari Amerika Tengah dan Selatan.
"Pejabat Meksiko bekerja sama dengan konsulat untuk membantu mengidentifikasi para korban," kata badan itu.
BERITA TERKAIT: