Hal tersebut disampaikan oleh Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri, Josep Borrell pada Kamis (23/3).
"Kesepakatan itu telah disepakati, dan itu harus dilaksanakan, tidak ada ruang untuk memilih. Setiap upaya yang meragukan perjanjian ini sia-sia," kata Borrell.
Dalam seruannya itu, ia mengatakan bahwa pihaknya akan terus memantau hasil dari kesepakatan normalisasi hubungan ini.
Dimuat
Anadolu Agency, Jumat (24/3), seruan Borrell itu mengacu pada perjanjian yang disepakati kedua pemimpin negara pada 18 Maret lalu, setelah mereka melewati pembicaraan selama 12 jam, untuk meredakan ketegangan yang terus terjadi di perbatasan itu.
Kosovo sendiri telah memisahkan diri dan mendeklarasikan kemerdekaannya pada 2008 lalu. Namun, Serbia masih belum mau mengakui negara tersebut, yang memicu ketegangan dan konflik yang terjadi di dua negara itu.
BERITA TERKAIT: