Menurut kesaksian Juru Bicara Ukraina untuk Komando Operasi Selatan (OCS), Natalia Humeniuk, pada Minggu (19/3), sembilan kapal tempur Rusia berjejer di perairan Krimea, dengan dua kapal induk rudal di antaranya.
"Ini adalah kapal induk rudal permukaan yang dapat dipersenjatai dengan 16 rudal Kalibr,†kata Humeniuk, seperti dimuat
The Jerusalem Post.
Humeniuk mengungkapkan, karena jarak yang melebihi 100 mil laut, Angkatan Bersenjata Ukraina tidak dapat melakukan penyerangan.
Ia masih belum mengetahui apakah kapal-kapal perang yang ditempatkan di perairan Krimea itu siap tempur atau tidak.
Tetapi, menurut Humeniuk, Rusia diperkirakan sedang mencari strategi yang efektif untuk melakukan serangan rudal besar-besaran terhadap Ukraina.
"(Pasukan Rusia) terus mencari taktik yang akan terbukti efektif karena serangan rudal besar-besaran di medan perang tidak berhasil," jelasnya.
Pada Sabtu (18/3), Angkatan Laut Ukraina mengklaim telah melihat 14 kapal perang Rusia di lepas pantai Krimea, empat di antaranya adalah pembawa rudal.
Pada 16 Maret 2014, Rusia berhasil menganeksasi Krimea dan Sevastopol melalui referendum untuk menjadi bagian dari wilayah kekuasaannya.
Komunitas internasional memiliki kecurigaan tentang keaslian referendum tersebut dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky bersumpah akan membebaskan Krimea dari pendudukan Rusia.
BERITA TERKAIT: