Hal itu diumumkan oleh Ren Zhengfei, pendiri perusahaan, dalam pidatonya di Universitas Shanghai Jiao Tong pada Jumat (17/3), dengan mengatakan itu sebagai salah satu upaya untuk bangkit dari sanksi AS.
"Selama tiga tahun terakhir, Huawei telah mengganti 13.000 komponen dengan pengganti dari China domestik dan telah mendesain ulang 4.000 papan untuk produk," kata Ren, dimuat
TRT World pada Sabtu (18/3).
Dalam penjelasannya, Ren mengatakan Huawei telah menginvestasikan 23,8 miliar dolar (Rp 365 triliun) untuk pengembangan produknya pada 2022 lalu.
Sejak 2019, perusahaan teknologi yang menjadi pemasok utama peralatan yang digunakan dalam jaringan telekomunikasi 5G itu, telah secara aktif menjadi target kontrol ekspor AS secara berturut-turut.
Dalam sanksinya itu, AS melarang perusahaan Huawei mengakses teknologinya untuk membuat chip yang sering digunakan untuk produksi ponsel Huawei. Selain itu, pemerintah Biden juga telah melarang penjualan peralatan perusahaan China itu di negaranya.
Untuk itu, mereka tengah berupaya untuk membuat suku cadangnya sendiri yang diproduksi dari negaranya tanpa mengakses teknologi dari AS.
BERITA TERKAIT: