Presiden Maia Sandu berbicara di depan parlemen pada Jumat (17/3), meyakinkan orang-orang bahwa sejauh ini tidak ada ancaman perang di negara itu di tengah upaya Rusia yang juga berusaha mengacaukan Moldova.
“Tidak ada bahaya perang datang ke Moldova saat Ukraina berperang,†kata Sandu, seperti dikutip dari
Al Jazeera.
Moldova, negara kecil yang terjepit di antara Ukraina dan Rumania, menghadapi banyak masalah di dalam negeri. Selain krisi energi dan meningkatnya angka kemiskinan, negara itu berjuang meredam kemarahan rakyatnya yang menuntut perbaikan ekonomi dan perombakan pemerintah. Semua itu diperparah dengan adanya perang di negara tetangga, Ukraina dan Rusia.
Moldova juga memiliki masalah sendiri dengan Rusia, dan menuduh Rusia berusaha mengacaukan Moldova.
Selama berpidato di parlemen, Sandu memuji Ukraina karena bertahan melawan Rusia sejak Moskow menginvasi lebih dari setahun yang lalu.
“Saya ingin meyakinkan warga kami, bahwa Moldova sekarang tidak berada dalam bahaya perang. Tentara Rusia tidak bisa sampai ke sini sementara Ukraina bertahan, yang berarti itu juga termasuk melindungi Moldova. Kami berterima kasih kepada warga Ukraina atas keberanian dan kecintaan mereka pada kebebasan,†kata Sandu.
Dia mengatakan Rusia, yang memiliki pasukan yang berbasis di wilayah Transnistria yang memisahkan diri dari Moldova, akan terus berusaha untuk mengacaukan negaranya "dari dalam". Ia memuji lembaga penegak hukum karena menghalangi upaya untuk menyebarkan kekacauan.
Dalam beberapa pekan terakhir, pihak berwenang Moldova telah menangkap beberapa aktivis pro-Rusia yang diduga mencoba memasuki negara itu. Ada juga beberapa protes yang diorganisir oleh partai pro-Rusia di ibu kota Chisinau.
"Selama saya menjadi presiden, Moldova akan bertahan," kata Sandu.
BERITA TERKAIT: