Penyegelan dilakukan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pemerintah juga akan menerapkan sanksi terhadap keluarga penyerang termasuk kemungkinan mencabut hak kewarganegaraan mereka dan mendeportasi mereka.
Tujuh orang termasuk seorang anak berusia 14 tahun ditembak mati pada Jumat (27/1) dalam sebuah serangan pada Hari Peringatan Holocaust Internasional, yang mengundang kecaman internasional yang luas.
Kepolisian Israel mengidentifikasi pelaku penembakan sebagai pria berusia 21 tahun yang berasal dari Yerusalem Timur. Tidak ada catatan yang menunjukkan pelaku pernah terlibat dalam aktivitas militan atau pernah menjadi anggota kelompok bersenjata Palestina.
"Pria bersenjata bertindak sendiri. Dia ditembak mati oleh petugas saat dia mencoba melarikan diri dari tempat kejadian," kata polisi, seperti dikutip dari AP.
Itu adalah serangan Palestina terburuk terhadap orang Israel di wilayah Yerusalem sejak 2008, menyusul serangan fatal Israel di kota Jenin Tepi Barat yang diduduki pada Kamis.
Militer Israel mengatakan pihaknya mengirim pasukan tambahan ke Tepi Barat, yang telah mengalami bentrokan selama berbulan-bulan yang memuncak pada tahun 2022 dengan jumlah korban tewas tertinggi, termasuk militan dan warga sipil, dalam lebih dari satu dekade.
Namun, tidak ada tanda-tanda Israel sedang mempersiapkan tanggapan militer skala besar terhadap penembakan itu. Dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken minggu ini, para pemimpin Israel dan Palestina diharapkan berusaha menahan kekerasan.
Sementara menyalahkan Israel atas kekerasan yang meningkat, Presiden Palestina Mahmoud Abbas belum mengomentari serangan yang terjadi pada Jumat.
BERITA TERKAIT: