Kedatangan delapan pesawat tempur dan dua helikopter disambut dalam upacara dan disaksikan Duta Besar Rusia Igor Gromyko dan Kepala Junta Mali Kolonel Assimi Goita, seperti dimuat
Africa News, Jumat (20/1).
Militer Mali mengatakan pengiriman itu termasuk pesawat serang Sukhoi Su-25 yang dirancang untuk mendukung pasukan darat, serta Albatros L-39 rancangan Ceko.
L-39, meski awalnya dirancang untuk tujuan pelatihan, juga telah digunakan sebagai pesawat serang.
Bamako juga menerima Mi-8, helikopter angkut Rusia rancangan Soviet yang, selain mengangkut pasukan dan peralatan, dapat dilengkapi dengan senjata untuk mempertahankan pasukan darat.
Para pejabat Mali tidak memberikan perincian tentang berapa banyak dari masing-masing pesawat yang mereka terima serta tidak merilis perincian transaksi.
Ini adalah yang terbaru dari serangkaian pengiriman peralatan militer Rusia pada Maret dan Agustus 2022.
Mali merupakan negara Afrika barat yang telah memerangi pemberontakan jihadis serta krisis politik dan kemanusiaan sejak 2012.
Setelah kolonel yang saat ini berkuasa melakukan kudeta pada 2020, hubungan dengan bekas kekuatan kolonial Prancis terputus. Rusia turun tangan untuk mengisi kekosongan.
Berbagai sumber mengatakan junta mulai mendatangkan paramiliter dari kelompok Rusia Wagner sejak akhir 2021, yang memicu kritik dari beberapa negara.
Penguasa militer membantah tuduhan itu, dengan mengatakan itu hanya menghidupkan kembali hubungan lama dengan Rusia dan tentaranya. Ia juga mengatakan sekarang melakukan perlawanan terhadap para jihadis yang aktif di negara itu, sebuah klaim yang dibantah oleh para pakar militer.
BERITA TERKAIT: