Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri China mendesak kedua negara tersebut agar meninggalkan mentalitas Perang Dingin dan bias ideologis. Juga berhenti menciptakan musuh imajiner, mencoba menabur benih Perang Dingin baru di Asia-Pasifik, dan menjadi pengganggu stabilitas Asia-Pasifik.
Menurut laporan, dalam Pernyataan Bersama, AS dan Jepang menyebut China sebagai "tantangan strategis terbesar di kawasan Indo-Pasifik dan sekitarnya" dan mengkritik China terkait masalah Taiwan, Hong Kong, Xinjiang, dan maritim.
"Kata-kata tentang China dalam pernyataan bersama ini sangat bernada mentalitas Perang Dingin zero-sum dan mengandung fitnah dan serangan yang tidak berdasar terhadap China," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin, seperti dikutip dari
Xinhua, Sabtu (14/1).
"Kami dengan tegas menentangnya," ujarnya.
Wang mengatakan AS dan Jepang mengklaim untuk memajukan perdamaian dan keamanan regional, tetapi yang mereka lakukan adalah menemukan dalih untuk membangun militer dan penggunaan kekuatan yang disengaja.
"Apa yang telah mereka lakukan menimbulkan tantangan nyata bagi perdamaian, keamanan, dan stabilitas kawasan," tambahnya.
Wang mengatakan Asia-Pasifik adalah jangkar untuk perdamaian dan pembangunan, bukan tempat pergulatan untuk persaingan geopolitik.
"Negara-negara kawasan berharap untuk terlibat dalam kerja sama, bukan konfrontasi. Mereka menginginkan multilateralisme sejati dan menolak lingkaran kecil yang memicu konfrontasi blok," demikian Wang.
BERITA TERKAIT: