Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menyatakan keraguannya itu selama berbicara pada konferensi pers Rabu (11/1) setelah pertemuan antara kepala kebijakan luar negeri dan pertahanan AS dan Jepang.
Meskipun banyak laporan yang mengatakan adanya tindakan provokatif tentara China di kawasan, tetapi AS yakin, kekuatan pasukan Amerika bersama Jepang akan selalu menjaga kawasan di sekitar Taiwan.
Austin mengatakan, Republik Rakyat China adalah tantangan bagi Departemen Pertahanan AS dan Jepang. Namun, dengan adanya kerja sama pertahanan, kedua negara akan bersatu dalam keprihatinan atas tindakan destabilisasi China.
"Saya tidak akan menebak-nebak, Tuan (presiden) Xi (Jinping) , tetapi saya akan memberi tahu Anda bahwa apa yang kami lihat baru-baru ini adalah beberapa perilaku yang sangat provokatif dari pihak pasukan China dan upaya mereka untuk membangun pertahanan baru," kata Austin, seperti dikutip dari
TASS.Ia juga memaparkan bahwa AS dan Jepang melihat peningkatan aktivitas China di atas selat (Taiwan).
"Kami telah melihat peningkatan aktivitas kapal di sekitar Taiwan. Tetapi apakah itu berarti invasi sudah dekat atau tidak, Anda tahu, saya sangat meragukan itu," katanya.
Austin juga meminta China untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka. Dialog itu sangat penting, tegasnya.
Pertemuan Rabu, menjelang kunjungan Perdana Menteri Fumio Kishida ke Gedung Putih pada Jumat mendatang, adalah pembicaraan antara AS dengan Jepang yang berencana meningkatkan kerja sama militer dan keamanan.
Kedua negara sepakat untuk menyesuaikan kehadiran pasukan Amerika di pulau Okinawa. Jepang juga mengumumkan siap memulai pembangunan di pulau tak berpenghuni itu, tempat kedua militer akan mengadakan latihan bersama.
"Saya ingin menegaskan kembali komitmen kuat Amerika Serikat untuk mempertahankan Jepang dengan berbagai kemampuan, termasuk nuklir. Besok, Menteri Hamada dan saya akan menandatangani pengaturan baru yang akan meningkatkan peluang bagi perusahaan pertahanan Jepang dan Amerika Serikat untuk bekerja sama secara erat dalam teknologi canggih serta peningkatan hubungan antara basis industri masing-masing," lanjut Austin.
BERITA TERKAIT: