Para pengunjuk rasa berkumpul di pusat kota Tel Aviv pada Sabtu malam (7/1), beberapa hari setelah pemerintahan sayap kanan dan konservatif milik Netanyahu dilantik .
"Palestinian Lives Matter (Nyawa orang Palestina berharga)" berada di antara spanduk-spanduk yang dibentangkan oleh pengunjuk rasa.
Aksi unjuk rasa dipimpin oleh anggota sayap kiri dan Arab dari parlemen Israel, Knesset. Mereka berpendapat, rencana yang diusulkan oleh Kabinet baru akan menghambat sistem peradilan dan memperlebar kesenjangan sosial.
Para pengunjuk rasa sayap kiri juga mengecam Menteri Kehakiman Yariv Levin, yang pada Rabu (3/2) meluncurkan perombakan sistem peradilan yang telah lama dijanjikan pemerintah yang bertujuan untuk melemahkan Mahkamah Agung.
Kritikus menuduh pemerintah menyatakan perang terhadap sistem hukum, dengan menyebut rencana itu akan merusak sistem
check and balances Israel dan merusak institusi demokrasinya dengan memberikan kekuasaan absolut kepada koalisi pemerintahan yang baru.
“Kami benar-benar takut negara kami akan kehilangan demokrasi dan kami akan menjadi diktator hanya karena alasan satu orang yang ingin menyingkirkan pengadilan hukumnya,†kata Danny Simon, seorang pengunjuk rasa dari Yavne, selatan Tel Aviv
Para pengunjuk rasa juga menyerukan perdamaian dan koeksistensi antara orang Yahudi dan penduduk Arab di Israel.
BERITA TERKAIT: