Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tanggapi Pasokan Berlin untuk Kyiv, Rusia: Barat Menjadikan Ukraina sebagai Tempat Uji Coba Militer

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 07 Januari 2023, 07:26 WIB
Tanggapi Pasokan Berlin untuk Kyiv, Rusia: Barat Menjadikan Ukraina sebagai Tempat Uji Coba Militer
Tank Marder/Net
rmol news logo Keputusan Pemerintah Jerman untuk menyiapkan kendaraan tempur yang akan dikirim ke Ukraina di tengah seruan gencatan senjata Natal mendapat tanggapan keras dari Rusia.

Kedutaan Besar Rusia di Berlin mengatakan pada Jumat (6/1), mengirimkan kendaraan tempur infanteri Marder dan sistem pertahanan udara Patriot buatan AS hanya akan menambah bahan bakar konflik.

Presiden AS Joe Biden dan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Kamis mengonfirmasi laporan sebelumnya bahwa Berlin akan mengirim perangkat keras militer baru ke Ukraina untuk mendukung perjuangannya melawan Rusia.

Belakangan, seorang juru bicara pemerintah Jerman mengklarifikasi bahwa Berlin akan memasok Kiev dengan 40 tank ringan Marder.

"Langkah tersebut terlihat sangat sinis mengingat kita semua akan menyambut perayaan Natal Ortodoks pada 7 Januari, dan ada seruan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang gencatan senjata,"  kata Kedutaan, seperti dikutip dari RT.

"Persetujuan cepat atas bantuan keamanan ini tidak diragukan lagi bahwa Berlin mengambil langkah ini di bawah tekanan signifikan dari Washington," tambah Kedutaan.

Mengirimkan senjata mematikan dan peralatan militer berat ke Kyiv telah melanggar garis moral yang seharusnya tidak dilakukan oleh Berlin, mengingat kejahatan perang yang dilakukan Nazi di Uni Soviet selama Perang Dunia II.

"Dukungan militer yang berkelanjutan dari Ukraina menunjukkan bahwa Jerman dan Barat tidak tertarik untuk menemukan solusi damai untuk konflik tersebut,” klaim Kedutaan.

Berlin mengubah Ukraina menjadi tempat uji coba militer, sementara rakyat Ukraina menjadi alat untuk mencapai kepentingan geopolitik Barat. Pengiriman senjata tidak hanya akan memperpanjang konflik, tetapi juga memiliki dampak yang cukup negatif terhadap hubungan Rusia dan Jerman.

Kremlin mengumumkan gencatan senjata Natal selama 36 jam untuk memberikan kesempatan kepada umat Ortodoks untuk menghadiri kebaktian. Proposal itu  ditolak oleh pejabat Ukraina dan disebut sebagai tindakan munafik.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock juga mengecam langkah tersebut, dengan mengatakan bahwa "apa yang disebut gencatan senjata tidak akan membawa kebebasan maupun keamanan bagi orang-orang yang hidup dalam ketakutan setiap hari di bawah pendudukan Rusia." rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA