Dalam pernyataannya pada Kamis (5/1), Presiden AS Joe Biden mengklaim perintah gencatan senjata yang akan berlangsung selama 36 jam itu hanya sebagai upaya untuk menemukan ruang bernapas bagi pasukan Putin.
"Saya enggan menanggapi apa pun yang dikatakan Putin. Saya merasa bahwa dia bersedia mengebom rumah sakit, lahan pertanian, dan gereja, selama perayaan Natal," kata Biden, seperti dikutip dari
Reuters, Jumat (6/1).
"Saya pikir dia mencoba mencari oksigen," tambahnya.
Sentimen serupa digaungkan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.
"Kami memiliki keyakinan adanya niat tertentu di balik pengumuman ini. Jika Rusia benar-benar serius tentang perdamaian, tentang mengakhiri perang ini, Rusia akan menarik pasukannya dari wilayah kedaulatan Ukraina," kata Price.
Sebelumnya pada Kamis, Putin, mengikuti seruan pemimpin Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill untuk melakukan gencatan senjata sebelum dan sesudah perayaan Natal pada 6 dan 7 Januari.
“Dengan mempertimbangkan seruan Yang Mulia Patriark Kirill, saya menginstruksikan menteri pertahanan Federasi Rusia untuk memperkenalkan dari pukul 12.00 pada tanggal 6 Januari 2023, hingga pukul 24.00 pada tanggal 7 Januari 2023, gencatan senjata sepanjang seluruh jalur kontak antara pihak-pihak di Ukraina,†kata Putin.
“Berdasarkan fakta bahwa sejumlah besar warga yang menganut Ortodoksi tinggal di wilayah permusuhan, kami meminta pihak Ukraina untuk mengumumkan gencatan senjata dan mengizinkan mereka untuk menghadiri kebaktian pada Malam Natal, serta pada Hari Natal," ujarnya.
BERITA TERKAIT: